Senin, 28 September 2009

PAHAE KU
Warga Pahae Jae Taput Mengeluh, Dua Tahun Tak Terima Raskin
Marsipature Hutanabe Add comments
Medan (SIB)Warga Kecamatan Pahae Jae Taput mengeluh, karena sudah dua tahun tidak mendapatkan raskin (beras miskin). Pahadal, dalam kondisi perekonomian yang sulit seperti sekarang ini, keberadaan raskin tersebut sangat dibutuhkan masyarakat.Hal itu disampaikan beberapa warga Pahae Jae kepada wartawan di Medan, Rabu (24/10), dalam pertemuan dengan tokoh-tokoh Pahae.Menurut para warga tersebut, ada dugaan bahwa raskin tersebut ditilep oknum Camat Pahae Jae. Dikatakan mereka, sudah dua tahun atau delapan triwulan raskin tidak dibagikan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan.“Selama dua tahun atau delapan triwulan tidak lagi dibagikan. Sehingga kami perkirakan, sudah lebih 100 ton raskin yang ditilep,” kata salah seorang warga.Namun saat ditemui di kediamannya, Kamis (25/10), Camat Pahae Jae R Sitorus SSos membantah pernyataan bahwa pihaknya tidak membagikan raskin dimaksud. Menurutnya, semua raskin telah dibagikan kepada penduduk yang berhak menerimanya dengan di bawah koordinasi kepala desa (Kades) masing-masing.“Tidak benar kalau kami tidak membagikan raskin tersebut. Semua sudah dibagikan oleh kepala desa masing-masing. Tentu saja ada yang tidak kebagian, karena raskin itu memang hanya dikhususkan kepada yang tidak mampu. Kalau dianggap mampu, tentu tidak kebagian,” katanya.“Saya menduga, isu ini ada kaitan dengan pilkades yang akan berlangsung di beberapa desa,” sambung alumni STPDN Jati Nangor ini.Hanya saja, pernyataan camat tersebut sepertinya bertentangan dengan ucapan warga dari beberapa desa di Kecamatan Pahae Jae, saat ditemui wartawan yang melakukan konfirmasi langsung ke sana. Disebutkan mereka, memang pernah ada sekali pembagian raskin, namun selanjutnya tidak ada lagi.Mereka sendiri mengaku tidak mengetahui dikemanakan seratusan ton raskin tersebut. Hanya saja beredar informasi, bahwa salah seorang kepala desa di Pahae Jae pernah terlihat menjual beras yang rupa dan mutunya serupa raskin dengan harga berkisar Rp 3 ribu perkilogram.“Kita tidak mau menuduh. Tapi ada salah satu kepala desa yang pernah menjual beras seperti itu. Sehingga ada dugaan, oknum di kecamatan bekerjasama dengan oknum kepala desa tersebut. Saya melihat sendiri, ada beberapa kali truk bertuliskan raskin lintas dari sini. Tapi kami tidak tahu, ke mana tujuan mereka,” kata seorang warga di Desa Si Opat Bahal Pangaloan Pahae Jae Taput.“Hitung saja berapa keuntungan yang mereka peroleh kalau dikalikan hingga 100 ton lebih. Sementara rakyat yang kesusahan semakin susah,” sambungnya. (Rel/R8)

2 komentar:

  1. oh, luat pahae
    http://nbasis.wordpress.com/2011/03/31/8845/

    BalasHapus
  2. http://nbasis.wordpress.com/2011/03/31/8845/

    BalasHapus