Senin, 28 September 2009

Pelecahan Terhadap Warga Pahae Tidak Bisa DidiamkanMedan (SIB)Peredaran selebaran gelap yang melecehkan warga Pahae pada silaturahmi Marga Sitompul, Sabtu lalu (1/9), terus mendapat kecaman. Tanggapan keras, di antaranya datang dari seorang Putra Pahae, yang saat ini berprofesi sebagai advokat di Tarutung, yaitu Raja Induk Sitompul SH.“Penghinaan oleh pembuat selebaran gelap yang menyebut Putra Pahae belum mampu jadi pemimpin khususnya di Tapanuli Utara karena alasan ekonomi dan pengalaman, nyata-nyata telah melukai hati warga Pahae. Sebagai Putra Pahae, saya merasa berang dan sangat menyesalkan ungkapan sesat tersebut”, kata Raja Induk Sitompul kepada wartawan, saat dihubungi via ponselnya, Jumat (7/9), terkait selebaran dimaksud.“Saya menantang pembuat selebaran itu untuk membuktikan ucapannya. Apalagi kalau dihubung-hubungkan pula dengan pilkada yang akan berlangsung 2008 nanti di Taput”, sambung Ketua Pomparan Raja Toga Sitompul Taput ini.Dikatankannya, mulai tingkat desa hingga provinsi, masing-masing pasti punya putra terbaik. Jadi, adalah sesuatu yang amat berlebihan, kalau ada seseorang yang menyebut, bahwa satu-satu daerah atau wilayah tidak punya putra terbaik.“Ini keterlaluan dan penghinaan. Bahkan bila dikaitkan dengan pilkada yang akan datang, maka jadi terkesan lucu, karena di era reformasi sekarang, tiap orang berpeluang jadi bupati, gubernur, bahkan presiden. Bukan seperti rezim orde baru yang sarat KKN”, sebut pengacara kelahiran Tarutung ini, seraya memberi saran, agar si pembuat selebaran mempelajari sejarah, khususnya terkait keberadaan warga Pahae.“Di Taput, yang pertama sekali menjadi Kapolres adalah Putra Pahae bernama Kasian Sitompul. Sekjen HKBP yang pertama adalah DS Sitompul. Itukan pemimpin juga. Lalu, Ruhut Sitompul SH dan Hotman Sitompul SH yang juga Putra Pahae, dalam kunjungan ke Taput baru-baru ini memberi bantuan ke Salib Kasih Rp250 juta dan ke Desa Sibaganding Pahae Rp200 juta. Bahkan Bupati Taput saat itu berterima kasih dan berharap mereka memperhatikan Taput. Jadi, apanya yang tidak mampu?” papar Raja Induk lagi.Untuk itu, dia berharap, agar semua pihak, baik pemerintah maupun warga Pahae sendiri, berupaya mencari tahu siapa di balik penyebaran selebaran gelap yang cenderung memecah belah tersebut. Menurutnya, memang tantangan berat untuk mencari tahu dalangnya, sekaligus membuktikan, apa yang disebut dalam selebaran gelap itu tidak benar.Soal disebut-sebutnya nama Torang Lumbantobing dalam selebaran gelap dimaksud, Raja Induk mengaku belum bisa memberi komentar saat ini. Sebab menurutnya, mungkin saja, ada yang sengaja membenturkan warga Pahae dengan bupati, untuk kepentingan pribadi.“Saya tidak mau berandai-andai. Hanya saja, begitu acara Silaturahmi Pomparan Raja Toga Sitompul selesai, saya sendiri mendapat telepon gelap yang menyebut, PNS yang hadir pada acara itu, khusunya marga Sitompul, akan dimutasi bupati. Memang hal itu tidak saya tanggapi, khususnya selaku saya sebagai Ketua Pomparan Raja Toga Sitompul Taput. Tapi, kalau apa yang disebutkan dalam ancaman telepon gelap itu nanti benar-benar terjadi, berarti kita bisa tahu, siapa dalang pembuat selebaran gelap tersebut”, kata Raja Induk mengakhiri pembicara. (Rel/R8/j)

0 komentar:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar